ETNOBOTANI Kelor dalam memandikan mayit
STUDI ETNOBOTANI TENTANG PEMANFAATAN
DAUN KELOR (Moringa oleifera
Lam.) SEBAGAI
CAMPURAN AIR DALAM MEMANDIKAN MAYIT DI DESA SEBANI KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN
PASURUAN
Aina
Maya Shofi
13620009
Jurusan
Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak
Kelor
(Moringa oleifera Lam.) adalah salah satu tumbuhan yang memiliki banyak
manfaat, salah satunya adalah dijadikan sebagai bahan campuran dalam memandikan
mayit. Kebiasaan ini telah dilakukan oleh warga desa Sebani kecamatan Pandaan
Kabupaten Pasuran. Masyarakat didesa ini percaya jika kelor dapat digunakan
untuk mengeluarkan jin, susuk dari dalam tubuh. Setelah dilakuan study mengenai
daun kelor, ternyata daun kelor memiliki kandungan Pterigospermin yang dapat
merangsang kulit sehingga dapat berfungsi sebagai peram yang menghangatkan.
Kata
Kunci: Kandungan Kelor (Moringa oleifera Lam.), Pterigospermin.
Abstrack
Moringa (Moringa oleifera Lam.) Is a plant that
has many benefits, one of which is used as an ingredient in bathing the
deceased. This habit has been done by the villagers Sebani districts Pandaan
Pasuruan. The village community believe that Moringa can be used to remove the
jinn and implant that exist within the body. After the study was done on the
leaves of Moringa, Moringa leaves contain turns Pterigospermin that can
stimulate the skin so that it can function as ripened warming.
Keyword: The content of Moringa (Moringa oleifera
Lam.), Pterigospermin
PENDAHULUAN
Sebagai manusia yang dikaruniai akal, manusia diperintahkan untuk
selalu berpikir dan mencari sesuatu yang belum kita ketahui manfaat dan
bahayanya, baik itu benda mati maupun makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan.
Allah SWT menciptakan semuanya supaya kita berpikir kepada-Nya, seperti yang
dijelaskan di dalam firman-Nya surat ar-Rad (13) ayat 4:
وَفِي الأرْضِ
قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ
وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ
فِي الأكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya : ”Dan
di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tumbuhan-tumbuhan dan pohon korma
yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebagian tumbuh-tumbuhan itu atas sebagian yang lain tentang
rasanya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang
berfikir” (QS ar Rad (13) :
4)
Ayat di atas
menyeru kita untuk berfikir bahwa semua yang ada di bumi diciptakan memiliki
tujuan. Seperti Allah menciptakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
sesungguhnya tumbuhan tersebut memiliki banyak manfaat bagi manusia. Salah satu
manfaat dari tumbuhan tersebut adalah memiliki khasiat sebagai obat.
Jaman dulu dunia kesehatan belum di
mengerti seperti saat ini, dimana sakit dan kematian karena penyakit di anggap
sebagai gangguan mahluk halus ataupun gangguan dari dukun yang mau berbuat
tidak baik kepada seseorang, dan akhirnya orang tersebut jatuh sakit. Seperti
yang kita ketahui, zaman itu rakyat jawa khususnya, mendapatkan pengaruh yang
kuat dari india termasuk dengan masuknya agama hindu dan budha. Dengan adanya
pengaruh inida ini, maka secara perlahan Salah satu seni pengobatan india dalam
kitab Ayurveda juga ikut masuk ke Indonesia.
Tradisi pengobatan kuno India
(Ayurveda) mengenai daun Kelor yang memiliki nama latin Moringa
oleifera Lam. Ini, telah dianggap sakti karena bisa
digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam daftar obat kuno
India, kelor telah menduduki tempat istimewa karena bisa digunakan untuk
menyembuhkan sekitar 300 jenis penyakit. Bahkan dari berbagai literature dan
penelitian yang telah dikaji daun kelor disebut sebagai pohon keajaiban (The
Miracle of Tree) karena dari akar, batang, daun, buah dan bijinya dapat
dimanfaatkan (Krisnandi, 2015).
Tumbuhan
ini memiliki ketinggian batang 7–11 meter. Daunnya yang berbentuk bulat telur
dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya
berwarna putih kekuningan, dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga
ini keluar sepanjang tahun dengan aroma semerbak. Adapun buahnya berbentuk segi
tiga memanjang yang disebut kelentang. buah berwarna hijau muda, tipis dan lunak. Tumbuh subur mulai dataran rendah
sampai ketinggian 700 m diatas permukaan laut (Gambar 1) (Schwarz, 2000).

Gambar 1
Morfologi Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Tumbuhan
Kelor telah dikenal
selama berabad-abad sebagai tumbuhan
multi guna, padat
nutrisi dan berkhasiat obat.
Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan beragam dibanding jenis tanaman
lainnya yang ada. Tanaman Kelor
mengandung 46 anti oksidan kuat yang
melindungi tubuh dari
radikal bebas, mengandung 18
asam amino (8
diantaranya esensial) yang dibutuhkan
tubuh untuk membangun
sel-sel baru, 36 senyawa anti inflamasi, serta 90 nutrisi alami
seperti vitamin dan mineral (Krisnandi, 2015).
Sesuai dengan kepercayaan ini, orang
indonesia akhirnya juga ikut menerapkan pohon kelor sebagai pohon ajaib. Dimana
masyarakat mulai percaya jika tumbuhan kelor mampu mengatasi aneka penyakit.
Bahkan masyarakat Indonesia juga percaya bahwan kelor ini mampu digunakan
sebagai bahan ritual pengusiran jin/roh jahat/ilmu hitam yang dianggap sebagai
biang jatuh sakitnya manusia pada saat itu. Dalam sumber lain menyatakan bahwa
daun kelor ini juga digunakan sebagai bahan campuran dalam memandikan mayit.
Tradisi ini telah banyak di lakukan terutama oleh masyarakat jawa khususnya di
desa Sebani daerah Pandaan kabupaten Pasuruan.
Menurut salah satu sumber,
menyatakan bahwa fungsi memandikan mayit dengan campuran daun kelori ini agar
sesuatu yang ada pada tubuh mayit bisa keluar seperti susuk, logam, emas dan
perak. Masyatakat didaerah ini percaya bahwa dengan cara ini, semua benda yang
ada ditubuh mayit dapat keluar. Tradisi ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat di desa sebani saja, ternyata tradisi ini juga telah banyak
dilakukan di tempat-tempat lain dan paling banyak di jawa.
Alasan kenapa tradisi ini paling
banyak dilakukan oleh masyarakat jawa adalah karena asal-usul tradisi ini
adalah dibawa oleh ajaran wali songo.
Karena begitu kentalnya agama islam di jawa, maka tradisi inipun juga
ikut masuk kedalam kebiasaan-kebiasaan masyarakat jawa. Dengan hebatnya dan
dengan banyaknya keberhasilan dari penyembuhan aneka macam penyakit tersebut,
menjadikan pohon kelor semakin terkenal dan dianggap memiliki kekuatan
magic tanpa tanding untuk melawan bangsa halus dan ilmu hitam.
Penelitian kali ini dilakukan untuk
memahami apa alasan daun kelor dijadikan sebagai bahan campuran memandikan
mayit, adakah kandungan khusus yang ada pada daun kelor yang mampu dijadikan untuk
menghilangkan benda-benda halus yang masuk pada tubuh, baik itu susuk ataupun
jin.
METODE
PENELITIAN
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif
eksploratif dengan metode survey dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini
dilakukan pada Kamis, 5 Mei 2016, yang bertempat di satu Desa yaitu Desa Sebani Kecamatan Pandaan
Kabupaten Pasuruan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kamera digital, alat perekam pada waktu wawancara dan alat tulis. Dan Bahan-bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tubmuhan kelor (Moringa oleifera
Lam.) yang didapatkan Desa
Sebani Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan.
PEMBAHASAN
Kelor (Moringa oleifera Lam.)
adalah tumbuh yang hampir ada di seluruh Indonesia seperti Jawa, Sulawesi, Kalimantan,
dan Sumatera. Pohon kelor banyak dijumpai di sekitar pekarangan rumah dan
kebun. Di pedesaan, pohon kelor ini banyak dijadikan sebagai pagar rumah dan kebun,
terutama di daerah Sebani kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan (Gambar 2).

Gambar
2 Penanaman Pohon Kelor di salah Satu Kebun Warga desa Sebani
Kelor awalnya
banyak tumbuh di India, namun kini kelor banyak di temukan di daerah beriklim
tropis (Grubben, 2004). Pohon kelor dipercaya oleh masyarakat
sebagai tanaman sakral karena dapat dijadikan pagar atau tolak bahaya, daunnya
juga digunakan untuk memandikan jenazah, pengusir setan, dan melunturkan
kekuatan spiritual.
Hasil
wawancara yang kami peroleh dari sesepuh dusun kemulan desa sebani kecamatan
pandaan kabupaten pasuruan menyatakan bahwa Daun kelor digunakan sebagai
campuran air mandi orang meningal, dikarenakan pada daun kelor bisa untuk
menghilangkan susuk (ilmu mistik) yang ada di dalam tubuh orang yang meninggal.
Selain itu daun kelor juga di percaya oleh masyarakat sekitar baha daun kelor
juga bisa mengawetkan orang yang meningeal (mayit) dan menganggap bahwa daun
kelor juga penangkal semua ilmu ghoib dan ilmu sihir.
Masyarakat di desa
sebani menyakini hal ini mulai dari nenek moyang mereka. bahkan ketika ada
salah satu dari keluarga yang meningal dunia di desa tersebut maka kerabat
dekat dari orang yang meningal dunia tersebut tidak boleh mengkonsumsi daun
kelor sebagai sayur hijau. Dikarenakan menurut pendapat mantan kepala desa
sebani yang bernama H. Muhamad rosul
menyatahkan bahwa ketika ada salah satu dari keluarga di desa ini yang
meningal maka anggota keluarga yang di tingal tidak boleh mengkonsumsi daun
kelor selama 40 hari di karenakan sudah larangan dari nenek moyang di desa ini.
Ketika sebuah larangan ini di langgar oleh salah seorang yang di tingal mati
maka kematian akan terus bergantian di desa ini.
keyakinan yang dianut oleh masyarakat desa sebani bahwa daun kelor
ini selain untuk menghilangkan susuk dan mengawetkan mayit ternyata warga juga
mempercayai bahwa daun kelor juga mampu mengatasi nyeri, letih, linu dan pegal
akibat sihir. Maka dari itu perlu kita ketahui bahwa dari hasil literatur pada
daun kelor ini memang mengandung 46
anti oksidan kuat yang melindungi tubuh
dari radikal bebas serta 18 asam amini (8 diantaranya esensial) yang dibutuhkan
tubuh untuk membangun
sel-sel baru, 36 senyawa anti inflamasi, serta 90 nutrisi alami
seperti vitamin dan mineral yang pasti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan
tubuh salah satunya dalam mengeluarkan susuk ini.
Perlu kita ketahui bahwa, ternyata sudah sejak zaman dahulu
tumbuhan kelor memiliki banyak manfaat. Bagian dari tanaman Kelor berisi
mineral penting dan merupakan
sumber protein yang
baik, vitamin, β-karoten, asam
amino fenolat dan berbagai
asam amino essensial lainnya. Kelor menyediakan kombinasi yang kaya dan langka
dari zeatin, quercetin, β - sitosterol, asam caffeoylquinic dan kaempferol. (Krisnandi, 1015).
Selain itu Moringaceae kaya kandungan gula sederhana, rhamnose, dan
senyawa unik yaitu glukosinolat dan isotiotianat (Bennet dkk dan Fahey dkk
dalam Fahey, 2005). Daun Moringa oleifera di gunakan sebagai obat
infeksi, anti bakteri, infeksi sal uran urin, luka eksternal, anti-hipersensitif,
anti-anemik, diabetes, colitis, diare, disentri, rematik, dan lain-lain.
Senyawa glukosinolat dan isotiotianat di ketahui sebagai hipotensif, anti kanker
dan akt ivitas antibakteri yang meliputi 4- (α- L-rhamnopyranosyloxy) benzyl isothiocyanate,
pterygospermin, dan 4- (α-L- rhamnopyrano syloxy) benzyl glucosinolate (Fahey,
2005 dan Hsu et al, 2006).
Sesuai dengan literature diatas, maka cukup kita ketahui bahwa
dalam daun kelor yang dapat dimanfaatka sebagai bahan yang dapat menghilangkan
nyeri, pegal yang katanya disebabkan oleh jin ini adalah senyawa
Pterigospermin. Kandungan Pterigospermin inilah yang merangsang kulit, sehingga
dapat berfungsi sebagai peram yang menghangatkan. Jika daun kelor dilumur dan
dibalur, akan mengurangi rasa nyeri karena beraifat analgesic. selain itu
ternyata Pterigospermin juga diberfungsi sebagai antimikroba.
Menurut Eilert et al dalam Fahey (2005) Pterigospermin menunjukkan
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan negatif (Sofowora dalam
Yongabi, 2005). Pterygospermin merupakan senyawa yang tidak stabil, mempunyai
titik didik rendah, dan dengan mudah dapat berubah menjadi benzil isotiosianat
(BIT) (Oliver dalam Yongabi, 2005). 4- (α-L-rhamnopyranosyloxy) benzyl isothiocyanate,
pterygospermin, dan 4- (α-L-rhamnopyranosyloxy) benzyl glucosinolate merupakan
senyawa antimikroba.
Masyarakat di desa
ini tidak hanya menggunakan daun kelor sebagai campuran air mandi orang
meninggal. Tetapi masyarakat juga menggunakan daun kelor sebagai sayur bening
yang di konsumsi sehari hari (Gamabar 3). Karen masyarakat menganggap manfaat
daun kelor itu sangat besar terutama bagi orang yang lagi menyusui anaknya.

Gambar 3 Masakan Sayur Daun Kelor
Menurut hasil
penelitiannya, daun Kelor
ternyata mengandung vitamin
A, vitamin C, Vit
B, kalsium, kalium,
besi, dan protein,
dalam jumlah sangat
tinggi yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia.
Perbandingan Nutrisi Daun Kelor dengan beberapa sumber nutrisi lainnya, jumlahnya berlipat-lipat dari
sumber makanan yang
selama ini digunakan sebagai sumber nutrisi untuk
perbaikan gizi di banyak belahan negara. Ternyata kelor memiliki kandungan
vitamin A melebihi wortel, Kandungan Vitamin C melebihi jeruk dan masih banyak
lagi.
Keyakinan
masyarakat di desa ini tentang pemanfaatan daun kelor sudah tertanam sejak
zaman nenek moyangnya. Bahkan menurut sesepuh desa sebani ini, yang pertama
kali menerapkan daun kelor sebagai bahan campuran dalam memandikan mayit adalah
dari wali songo. Sehingga banyak daerah yang mengikutinya dan utamanya adalah
warga desa Sebani kecamatan Pandaan kabupaten Pasuruan ini.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan diatas adalah dapat diketahui bahwa alasan kenapa daun kelor (Moringa
oleifera Lam.) digunakan sebagai campuran dalam memandikan mayit khususnya
di Desa Sebani Kecamatan Pandaan Kabupaten
Pasuruan adalah untuk menghilangkan sesuatu yang ada pada tubuh mayit tersebut
salah satunya adalah seperti susuk (benda Miastis). Alasan kenapa benda-benda
tersebut dapat keluar dari tubuh karena adanya kandungan pterigospermin pada
Kelor yang akhirnya dapat mengeluarkan benda-benda seperti itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Amzu, Afrizal.
2014. Kampung Konservasi Kelor: Upaya Mendukung Gerakan Nasional Sadar Gizi Dan
Mengatasi Malnutrisi Di Indonesia. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan.
Vol. 1 No.2 86-91
Fahey J 2005. A
review of the medical evidence for its nutritional, therapeutic and prophylactic
properties. Trees life J.1.Kasolo et al. 757
Fuglie L
(2001). The Miracle tree: The Multiple Attributes of Moringa, Dakar
Grubben, G.J.H.
2004. Plant Resources of Tropical Africa 2 Vegetables. Belanda: PROTA Foundation
Krisnandi, A
Budi. 2015. Kelor Super Nutrisi. E.book. Pusat Informasi Dan
Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia Lembaga Swadaya Masyarakat – Media Peduli
Lingkungan (LSM-MEPELING)
Nugraha,
Aditya. 2013. Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap
Escericia coli Penyebab Kolibasilosis Pada Babi. TESIS Kedokteran
Hewan Universitas Udayana Denpasar
Rahmawati,
Endang.2014. Di balik Mitos Daun Kelor. Jawa Tengah: Suara Edukasia
Roloff, A., H.
Weisgerber., U. Lang., B. Stimm. 2009. Moringa oleifera LAM., 1785. WILEY- VCH
Verlag GmbH & Co. KGa A, Weinheim
S chwarz,
D. 2000.
Water Clarification Using (Moringa Oleifera). Gate Technical
Information W1e
LAMPIRAN
HASIL OBSERVASI
![]() |
![]() |
Dokumentasi Hasil Wawancara
dengan Narasumber
|
Pohon Kelor
|
![]() |
![]() |
Proses Wawancara dengan
Narasumber
|
Gambar Pohon Kelor
|
![]() |
![]() |
Penjelasan mengenai Daun Kelor
|
Bentuk Fisiologis Daun Kelor
|
Sands Casino | Vegas Slots | Casinos | SEGA
BalasHapusSands Casino | septcasino Vegas Slots. Experience the excitement of 제왕 카지노 Las Vegas in a classic SEGA game! Sign up and get 100% up to 1xbet korean $1000 + $1000 Deposit Bonus.