KKL Kondang merak
LAPORAN STUDI LAPANGAN
BOTANI TUMBUHAN TIDAK
BERPEMBULUH
IDENTIFIKASI MAKROALGA DEVISI CHLOROPHYTA DI PANTAI
KONDANG MERAK

Dosen Pengampu:
Drs. Sulisetjono M.Si
Ainun Nikmati Laily M.Si
Oleh : Kelompok 2
|
Eman Suherman
(13620006)
|
Aina Maya Shofi (13620009)
|
Srf. Lailatul
Maftukha (13620012)
|
Afifah Rukmini
(13620013)
|
Maria Kusuma
C (13620014)
|
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengutip salah satu ayat al-Qur’an surat al-An’aam ayat 97 yang berbunyi:
Artinya, “dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada
orang-orang yang mengetahui.”
Ayat tersebut menyatakan bahwa
Allah SWT telah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya lewat
ciptaan-Nya.Sehingga kita dapat memuji-Nya dengan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya baik
di darat maupun di lautan. Lautan Indonesia terkenal akan keindahan dan kekayaan isinya. Laut
Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang beraneka ragam.
Salah satunya yaitu alga.
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang
tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata.
Pengertian Alga dirangkum dari
Smith (1955), Gupta (1981), dan Bold dan Wayne (1985) adalah organisme
berklorofil, tubuhnya merupakan talus (Uniseluler atau multiseluler), alat
reproduksi umumnya merupakan berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang
alat reproduksi tersusun banyak sel. Alga bukan tumbuhan sejati dan termasuk
tumbuhan tingkat rendah. Kebanyakan habitatnya adalah di perairan, baik tawar
maupun di laut. Penyebarannya ada di seluruh daerah perairan di dunia. Ada yang
bersifat mikroskopik dan ada juga yang makroskopik. Alga dipelajari secara
khusus dalam cabang ilmu biologi yang disebut Fikologi (Sulisetijono, 2009).
Algae banyak
tersebar diseluruh laut Indonesia dan algae yang ada di Indonesia banyak
jenisnya. Sehingga pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan manusia
telah banyak dilakukan.Beberapa jenis algae bernilai ekonomis.
Algae dapat dibidudayakan di laut dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan agar-agar, kosmetik, obat-obatan dan masih banyak lagi (Aslan,
1991).
Alga mempunyai klasifikasi yang
dibedakan antara lain Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga cokelat),
Rhodophyta (alga merah), Pyrrophyta (alga api), Chrysophyta (alga keemasan),
Euglenophyta (alga mirip hewan), Cyanophyta (alga biru), dan lain-lain.
Keragaman tersebut sangatlah variatif dan harus dijaga kelestariannya. Sebagai
mahasiswa biologi, sangat penting mempelajari dan memahami keragaman tersebut.
Namun, KKL (Kuliah Kerja lapangan) ini lebih menfokuskan terhadap makroalga.
Oleh karena itu, disamping kita
mengetahui jenis-jenis makroalga secara tekstual di bangku kuliah, maka dengan
dilakukannya studi lapangan ini diharapkan kita juga mengetahui secara
kontekstual. Dilakukannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di pantai Kondang Merak
ini, guna mengetahui, mempelajari dan memahami secara mendalam mengenai alga.
Pantai Kondang Merak merupakan salah satu pantai yang bisa dikatakan mempunyai
vegetasi makroalga yang cukup bagus. Meskipun tingkat kelimpahannya masih belum
tergolong tinggi, tetapi macam-macamnya sudah dapat memenuhi untuk dijadikan
bahan studi lapangan mata kuliah Botani Tumbuhan tidak Berpembuluh mengenai
makroalga.
1.2 Tujuan
Tujuan dari
studi lapangan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui keanekaragaman makroalga devisi
Chlorophyta yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang
Merak.
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri dari jenis-jenis makroalga devisi
Chlorophyta yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang
Merak.
3.
Untuk mengetahui klasifikasi dari jenis-jenis makroalga devisi Chlorophyta
yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang Merak.
1.3 Manfaat
Hasil dari studi
lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Menambah informasi
tentang beberapa macam keanekaragaman makroalga devisi Chlorophyta di pantai
Kondang merak.
2. Sebagai
bahan studi lanjut untuk objek praktikum mata kuliah Botani
Tumbuhan tidak Berpembuluh mengenai
makroalga.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Alga
atau ganggang merupakan tumbuhan Thallophyta (Thallophyta adalah tumbuhan yang
belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas) yang memiliki klorofil,
sehingga dapat berfotosintesis dan bersifat autotrof. Tumbuhan ini dapat
ditemukan di perairan dan tempat-tempat lembab, bahkan ada yang bersimbiosis
dengan tumbuhan lain. Tubuhnya ada yang barsel satu, membentuk koloni, dan
barsel banyak dengan kandungan pigmen (zat warna) dan zat cadangan makanan yang
berbeda (Atmadja.1996).
Habitat
alga adalah tempat yang berair: sungai, kolam, rawa, laut, tanah, yang lembab,
pohon, dan sebagainya. Distribusi alga kosmopolit. Alga ditemukan di sumber air
panas, di salju daerah kutub dan puncak gunung yang tinggi, bahkan di perairan
yang mengandung boraks di Lamongan juga ditemukan alga (Sulisetjono,2009).
Chlorophyta merupakan
kelompok alga yang paling banyak ditemukan di air tawar, hanya sebagian kecil
yang hidup di laut. Di perairan Chlorophyta hidup sebagai plankton. Plankton
adalah organisme kecil yang hidup melayang-layang dalam air yang dapat menjadi
sumber makanan bagi hewan air dan ikan. Chlorophyta juga ada yang melekat pada
tanah yang basah, tembok yang lembab, pada batang tumbuhan lain, dan ada yang
hidup melekat pada tubuh hewan (Aziz, 2008).
Chlorophyta mempunyai
pigmen hijau yang dominan dan terhimpun dalam kloroplas. itulah mengapa
Chlorophyta disebut dengan alga hijau. Cholorophyta tidak selalu berwarna hijau
karena beberapa anggotanya memiliki pigmen yang memberikan warna jingga, merah
atau merah kehitaman. Bentuk kloroplas pada Chlorophyta bernacam-macam.
Misalnya pada Chlamidomas berbentuk mangkuk, Spirogyra berbentuk spiral, dan
Chlorella berbentuk bulat. Pada kloroplas ditemukan pirenoid dan stigma.
Pirenoid adalah rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan berupa amilum. Stigma adalah bagian yang sensitif terhadap cahaya,
berguna untuk menuntun Chlorophyta menuju cahaya sehingga proses fotosintesis
dapat berlangsung (Aziz, 2008).
Alga ini merupakan
kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau (Chlorophyceae) termasuk dalam
divisi Cholorophyta bersama dengan Charophyceae. Perbedaan dengan devisi
lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan
dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilasi beberapa amilum, penpigmen
klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil.
Hasil asimilasi beberapa amilum, penusunnya sama pula seperti pada tumbuhan
tingkat tinggi yaitu amylose dan amilopektin (Sulisetjono,2009).
Alga hijau sebagian
besar hidup di air tawar, beberapa di antaranya di air laut dan air payau. Alga
hijau yang hidup di air laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal. Pada
umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut.
Sebagaian yang hidup di air laut merupakan mikroalaga seperti Ulvales dan
Sphonales(Sulisetjono,2009).
Pada beberapa anggota
bangsa Zygnematales, Odogonium, Pithophora tumbuh di air mengapung atau melayang.
Sebagian besar dari bangsa Volvocales, Chlorococcales, dan Desmidiaceae hidup
dipermukaan air sebagai plankton. Beberapa jenis tumbuh-tumbuhan melekat pada
organisme lain baik tumbuhan atau hewan (Sulisetjono,2009).
Dinding sel ganggang
hijau terutama tersusun dari selulosa, dan sel-sel tersebut biasanya mengandung
vakuola pusat yang besar yang diliputi oleh selapis sitoplasma. Di dalam
sitoplasma terdapat sebutir kloroplas atau lebih. Kloroplas ini pun kerap
berisi massa protein cadangan, disebut pirenoid, yang juga merupakan pusat
pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati
(Tjitrosomo,2005).
Sel-sel Chlorophyta
dikelilingi oleh dinding sel sehingga memiliki bentuk yang tetap. Chlorophyta
dipercaya sebagai asal mula tumbuhan darat. Alasan ini mendukung hipotesisi ini
adalah memiliki klorofil a dan b, memiliki dinding sel berupa selulosa, dan
menyimpan cadangan makanan berupa zat tepung (amilum) (Aziz, 2008).
Amilum dari
Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai rantai
glukosa tak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin.
Seringkali amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein
dalam plastisida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempunyai
pirenoid dan jenis demikian ini merupakan golongan Chlorophyceae yang telah
tinggi tingkatannya. Jumlah pirenoid umumnya dalam tiap sel tertentu dan dapat
digunakan sebagai bukti taksonomi (Sulisetjono,2009).
Alga hijau mempunyai
susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk dan
susunannya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan
koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang
membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi (Taylor, 1960).
Chlorophyta bersel satu
tidak bergerak (contoh: Chlorella, Chlorococcum), Chlorophyta bersel satu dapat
bergerak (contoh: Chlamydomonas, Euglena), Chlorophyta berkoloni tidak bergerak
(contoh: Hidrodictyon), Chlorophyta berkoloni dapat bergerak (contoh: Volvox),
Chlorophyta berbentuk benang (contoh : Spirogyra, Oedogonium), dan Chlorophyta
berbentuk lembaran (contoh: Ulva, Chara). Ulva terdapat di dasar pantai
berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan dapat dapat dimakan
(Indah, 2009).
Perkembangbiakan pada
alga hijau Chlorophyta berkembang secara vegetatif, secara aseksual, dan secara
seksual. Pada perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi
tubunya dan pembelahan sel. Pada perkembanganbiakan secara aseksual dengan cara
membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa menjadi
peleburan sel kelamin. Pada perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai
yaitu isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yang
berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet. Daur hidup umumnya
dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe
diplohaplontik(Sulisetjono,2009)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Study lapangan identifikasi keanekaragaman alga ini
dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 11-12 Oktober 2014. Pengamatan
alga dilakukan pada Sabtu sore hari sekitar pukul 16.00-17.30 WIB dan
dilanjutkan pada minggu pagi pukul 06.00-07.00 WIB. Pengamatan alga ini
bertempat di daerah Malang bagian selatan, tepatnya di pantai Kondang Merak
yang berada di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Identifikasi dilakukan
setelah tiba di UIN MALIKI Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
Alat
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
a) Alat
Tulis
b) Penggaris
c) Kamera
digital
3.2.2
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
a)
Alga dari divisi Chlorophyta yang
ditemukan di zona pasang surut pantai Kondang Merak
3.3 Langkah Kerja
Langkah-langlah kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1
Pengambilan Sampel
1. Dicari
alga dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut
2. Diamati
alga yang ditemukan
3. Diukur
panjang dan lebar alga tersebut
4. Didokumentasikan
dengan cara difoto
3.3.2
Identifikasi Sampel
1. Dibedakan
spesies alga dari divisi Chlorophyta
2. Diidentifikasi
spesies alga yang ditemukan
3. Dibandingkan
spesies tersebut dengan literatur.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
3.1 Ulva
lactuca
Gambar hasil
pengamatan
|
Gambar
literatur
|
![]() |
![]()
(Taylor 1960)
|
Klasifikasi
Menurut
Lovales (1989) Klasifikasi dari Ulva lactuca ini adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva lactuca
Divisi : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva lactuca
Ulva lactuca adalah
salah satu spesies dari devisi Clorophyta yang telah berhasil kami temukan di
perairan pantai kondang merak. Makroalga ini sangat banyak ditemukan hampir
diseluruh hamparan pantai. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan morfologi
dari makroalga ini adalah berwarna hijau, licin dan tipis, terdapat blade dan
holdfast dan juga didapatkan panjang 8 cm dan lebar 13 cm.
Bentuk talus dari makroalga ini adalah lembaran atau helaian. Dikarenakan memiliki
bentuk talus seperti lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang
tipis seperti kertas serta licin, tepian dari talusnya halus dan agak
bergelombang, dan hampir menyerupai selada, sehingga seringkali
orang-orang menyebutnya dengan selada laut. selain itu spesies jenis ini juga memiliki
tempat menempel pada batu karang atau substrat sebagai tempat dia
bertahan hidup , alat mempel ini biasa disebut dengan holdfast. Pada umumnya Ulva
lactuca ini memiliki
habitat di daerah pantai, air laut, air payau, dan menempel karang.
Penyataan diatas sesuai dengan pendapat Pandey, (1995) dan Taylor (1960).bahwa Thallus pada spesies
merupakan lembaran utama yang bercabang, berbatasan dengan holdfast yang
berfungsi sebagai alat melekat di dasar perairan. Tubuh dari spesies ini
memiliki lapisan lilin sehingga apabila tekena panas akan mengkilap. Lapisan
tersebut juga berfungsi untuk menghindari hilangnya cairan tubuh saat terkena
panas yang terjadi pada waktu surut tiba.
Ulva lactuca hampir menyerupai tumbuhan tingkat
tinggi, dengan warnanya yang hijau itu sudah menunjukkan bahwa alga ini
memiliki lebih banyak pigmen klorofil a dan klorofil b dari pada karotin dan
xantofil. jadi bisa dikatakan ulva lactuca ini bisa mengalami proses
fotosintesis. Ulva lactuca ini berkembangbiak dengan dua
cara yaitu secara aseksual dan seksual. secara aseksual yaitu dengan oospore
berflagel empat yang terbentuk pada sel-sel vegetative. Sedangkan secara
seksual yaitu dengan peleburan sel-sel kelamin.
3.2 Halimeda simulans
Gambar
hasil pengamatan
|
Gambar
literature
|
![]() |
![]()
(Saringana,2009)
|
Klasifikasi
Menurut
Saringana (2009) klasifikasi dari Halimeda simulant ini
adalah:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Chlorophyta
Divisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophycea
Ordo : Caulerpales
Family : Udoteaceae
Genus : Halimeda
Ordo : Caulerpales
Family : Udoteaceae
Genus : Halimeda
Spesies : Halimeda simulans
Spesies kedua yang ditemukan selain Ulva lactuca adalah Halimeda
simulans. Halimeda simulans
termasuk kedalam filum Chlorophyta (ganggang hijau). Hasil dari pengamatan
didapatkan bahwa Halimeda simulans ini berwarna
hijau dengan tekstur yang kasar dan kaku, terdapat holdfast yang digunakan
untuk menempel pada substrat dan juga didapatkan ukuran yakni dengan panjang 6
cm dan lebar 4,5 cm.
Bentuk talus
dari makroalga ini adalah terdapat
segmen bantalan kompak berumpun, percabangan utama dichotoms atau
tetrachotomus. Segmen berbentuk ginjal atau bulat lonjong dan berwarna hijau.
Warna hijau ini didapatkan karena Alga ini mengandung klorofil a dan klorofil b
sebagai pigmen dominanya. Dan dengan adanya klorofil ini Halimeda
simulans dapat melakukan
fotosintesis. Fotosintesis itu disimpan sebagai cadangan makanan dalam bentuk
amilum atau pati. Halimeda simulans ini sangat memerlukan suplemen kalsium serta pencahayaan yang tinggi untuk
terus berkembang. Jika tidak menerima cukup baik, maka makroalga ini akan
berwarna pucat dan akhirnya memudar menjadi putih.
Pernyataan diatas sesuai
dengan pendapat Tjitrosoepomo (1986) bahwa Bentuk halimeda adalah coral atau
seperti karang, berbentuk lembaran. Talusnya berbentuk filament yang
bercabang-cabang dan kebanyakan membentuk koloni. Hidup di laut yang dangkal
dengan melekatkan talusnya yang berbentuk seperti rhizoid berwarna putih pada
subtratnya.
Perkembanganbiakan secara vegetative dilakukan dengan fragmentasi
tubuhnya dan pembelahan sel. Secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus
yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa peleburan sel kelamin disebut
perkembangbiakan secara sporik. Secara seksual banyak dijumpai yaitu isogamy,
anisogamy, dan oogamy (Sulisetjono,2009)
3.3 Codium reediae
Gambar hasil penelitian
|
Gambar
literatur
|
|
![]() |
Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisio : Chlorophyta
Divisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophycea
Ordo : Briyopsidales
Family : Codiaceae
Genus : Codium
Ordo : Briyopsidales
Family : Codiaceae
Genus : Codium
Spesies : Codium reediae
Berdasarkan
hasil identifikasi yang telah kami lakukan mengenai alga pada species Codium
reedia, yang pencariannya dilakukan
di Pantai Kondang Merak. Codium reediae ini tergolong dalam devisi Chlorophyta,
ditemukan di pinggir pantai tetapi tidak menempel pada karang ataupun bebatuan.
Hal ini sesuai dengan literatur (Sulisetijono,2009) bahwa Alga
hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa di antaranya di air laut dan
air payau. Alga hijau yang hidup di air laut tumbuh di sepanjang perairan yang
dangkal. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air
menjadi surut.
Spesies ini jarang ditemukan di
Pantai Kondang Merak ini. Dan setelah dilakukan identifikasi di dapatkan bahwa Codium
rediae thallusnya berdaging, tegak,
terdiri dari daun agak pipih yang timbul dari holdfast Krista tunggal. Cabang
dari 1-2 cm lebar, agak pipih di bawah, dan tajam diratakan di atas setengah.
Bercabang terutama tidak teratur dichotomous, memperluas di atas untuk cuneate,
rata dikotomi di ujung daun. Codium reediae, seperti spesies Codium lain,
lembut, beludru dan spons untuk menyentuh. Berwarna hijau biasanya gelap.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi lapangan
keanekaragaman alga dapat ditarik kesimpulkan bahwa:
1.
Ulva lactuca alga ini tergolong divisi
Chlorophyta yang habitatnya menempel
pada karang atau bebatuan. Ulva lactuca ini memiliki ciri-ciri yang pada
umunya hidup di lingkungan air laut, berwarna
hijau, licin dan tipis, terdapat blade dan holdfast Bentuk talus dari makroalga
ini adalah lembaran atau
helaian. Bentuk talus seperti lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur
yang tipis seperti kertas serta licin, tepian dari talusnya halus dan
agak bergelombang, dan hampir menyerupai selada.
2. Halimeda simulans ini tergolong dalam devisi Chlorophyta, ditemukan menempel
pada karang atau bebatuan. Halimeda
simulans
Bentuk talus
dari makroalga ini adalah terdapat
segmen bantalan kompak berumpun, percabangan utama dichotoms atau
tetrachotomus. Segmen berbentuk ginjal atau bulat lonjong dan berwarna hijau.
3. Codium reediae, tergolong dalam divisi Chlorophyta. Thallusnya berdaging, tegak, terdiri dari daun agak
pipih yang timbul dari holdfast Krista tunggal. Agak pipih di bawah, dan tajam
diratakan di atas setengah. Bercabang terutama tidak teratur dichotomous,
memperluas di atas untuk cuneate, rata dikotomi di ujung daun. Codium reediae,
seperti spesies Codium lain, lembut, beludru dan spons untuk menyentuh.
Berwarna hijau biasanya gelap.Habitat species ini yaitu pada umumnya hidup di
laut , hidup diperairan tawar.
5.2
Saran
Waktu
dilangsanakan identifikasi alangkah baiknya jika asissten mendampingi
praktikan. Sehingga jika ada alga yag belum diketahui spesiesnya dapat
dibantu oleh para asisten secara lengkap tidak hanya satu asinten saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Atmadjaya,
Eddy dkk. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Jakarta :
Puslitbang Oseanologi LIPPI.
Aziz,
Abdul. 2008. Dan Alampun Bertasbih. Jakarta : Balai Pustaka.
Indah,
Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Jember : Fakultas MIPA
IKIP PGRI, Jurusan Bologi.
Sulisetjono.
2009. Bahan Serahan Alga. Malang: Uin press.
Taylor,
W.R. 1960. Marine Algae of the Eastern Tropical and Subtropical Coast of the
Americas. New York : Ann Akbor the University of Michigan Press.
Tjitrosoepomo,
Siti Sutarmi. 2005. Botani Umum 3. Bandung : Penerbit Angkasa Bandung.
Komentar
Posting Komentar